MANUSIA DAN POTENSINYA
NAMA :AHMAD LUTFIANTO
KELAS :1IA03
NPM : 50411435
MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DASAR
DAFTAR ISI :
BAB I PENDAHULUAN
· LATAR BELAKANG……………………………………………… 1
· RUMUSAN MASALAH…………………………………………… 2
· TUJUAN……………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
· KESIMPULAN……………………………………………………... 5
· DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 6
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya.Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial.Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Manusia pada hakikatnya memiliki potensi hidup mereka masing-masing.Hanya manusia itu sendirilah yang menentukan apakah potensi hidupnya dapat dikembangkan ke arah yang lebih baik atau malah sebaliknya.Berbagai potensi manusia tersebut dapat digali dengan latihan dan berbagai macam usaha secara tekun.Terlebih lagi seiring dengan kemajuan peradaban, zaman dan teknologi mempengaruhi potensi manusia itu sendiri.
Ada beberapa faktor penyebab berkembang atau tidaknya potensi hidup manusia. Antara lain dengan niat dari manusia itu sendiri. Apabila diikuti dengan tekad yang kuat maka tidak ada kata tak mungkin dan berbagai macam kemampuan dapat mereka kuasai.Akan tetapi jika potensi itu terus dipendam maka manusia tersebut hanyalah menjadi manusia yang tak berguna.
Untuk mencegahnya kita sebagai manusia perlu mengetahui potensi hidup kita sebagai manusia dan terus menggali potensi yang kita miliki.Semakin banyak potensi yang kita miliki makin besar pula peluang hidup kita untuk menuju kearah yang cerah dan terhindar dari keterpurukan.
Selain itu Manusia juga diberikan segenap kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya sendiri, potensi itu meliputi : (Inteligence Quotients/ IQ), (Emotional Quotients/ EQ), (Spiritual Quotients/ SQ). Ketiga potensi tersebut akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri dan manusia diberi kebebasan untuk menenntukan takdirnya. Dan semua itu tergantung dari bagaimana manusia tersebut memanfaatkan segala kemampuan dan potensi yang ada di dalam dirinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui manusia sebagai makhluk individu.
2. Mengetahui manusia sebagai makhluk Sosial.
3. Mengetahui segala potensi yang ada pada manusia dan macam macam potensi tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah tentang “Manusia dan Potensinya” adalah agar dapat mengenal dan mengetahui pentingnya potensi manusia dalam kehidupan kita, dan juga dapat mempelajari tentang potensi jasmani (Fisik), potensi rohani (Spiritual), dan akal budi (Mind). Serta menghargai potensi dirinya yang telah diberikan oleh Tuhan.Selain mengenal dan mengetahui kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga, kampus, dan masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka.Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana.Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa.Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa.Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang.Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya.Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian.Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif.Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik.Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia.Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar.Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Lalu bagaimana cara kita dapat mengoptimalkan potensi yang kita miliki adalah sama dengan bagaimana kita dapat mengenali, mengendalikan, dan mendayagunakan pemikiran kita. Seara tidak langsung kita tidak pernah menyadari bahwa kesuksesan hidup kita sangat tergantung bagaimana cara pola pikir kita untuk menganalisis suatu masalah dan tindakan apa yang kita perbuat untuk menghadapinya. Untuk mengatasi suatu masalah tidak lepas dari kemampuan masing-masing dari setiap manusia. Kemampuan setiap manusia pun tidak sama tergantung dari potensi apa saja dari setiap manusia yang mereka miliki.
Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), rohani (spiritual), dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya.Semua itu tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya.
Ketiga potensi tersebut saling menunjang dan melengkapi, tetapi dari ketiga komponen itu, potensi spiritual dan akal memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itu lah manusia akan tahu kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan. Potensi fisik hanya menunjang kedua potensi tersebut agar lebih sempurna, walau peranannya juga tidak bisa disepelekan.
Dalam menggali potensi fisik dibutuhkan pula kebutuhan jasmani.Contoh kebutuhan jasmani adalah makan, minum, tidur, bernafas dan kebutuhan kebutuhan fisik lainnya yang menjadi syarat kehidupan kita.Dorongan pemenuhan kebutuhan jasmani muncul dari dalam tubuh, misal munculnya rasa haus, mengantuk, dsb.Jika kebutuhan jasmani tidak terpenuhi, maka menyebabkan kematian bagi manusia itu sendiri.
Secara garis besar potensi manusia terbagi menjadi empat yaitu :
1. Potensi Naluri
Potensi naluri merupakan sebuah dorongan yang sifatnya primer.Berfungsi untuk memelihara keutuhan dan kelanjutan hidup manusia. Diantara dorongan tersebut dapat berupa insting memelihara diri seperi makan minum, supaya manusia tersebut tetap hidup. Dorongan yang lain yaitu mempertahakan diri dari nafsu amarah dan dari gangguan yang mengancam dirinya.
2. Potensi Indera
Potensi indera erat kaitannya dengan mengenal sesuatu dari luar dirinya baik berupa suara, cahaya, warna, rasa, bau, Indera berfungsi menghubungkan manusia dengan dunia diluar dirinya seperti indera pelihat, perasa, penciuman, peraba, dan pendengar.
3. Potensi Akal
Potensi ini menyebabkan manusia dapat meningkatkan dirinya melebihi makhluk-makhluk lainnya yang memberi kemampuan kepada manusia untuk memahami simbol, menganalisa, membandingkan, dan membedakan mana yang benar atau salah.Kemampuan ini mendorong manusia berkereasi dan berinovasi dalam menciptakan kebudayaan dan peradaban.Manusia denan kemampuan akalnya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengubah lingkungan dan pola hidup yang lebih kondusif.
4. Potensi Keagamaan
Merupakan dorongan mengabdi kepada sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuasaan yang lebih tinggi untuk mengabdi dengan dasar perasaan kagum, perasaan ingin dilindungi, tidak berdaya, takut, perasaan bersalah.
Kecerdasan Spiritual (SQ)
Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan Tuhan kita.Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an semata, tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang telah kita laksanakan.Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan dan mahluk-Nya.
Kecerdasan Emosional (EQ)
Adalah kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dengan baik. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
Selama ini EQ kurang diajarkan pada anak-anak, sehingga kemampuan anak untuk mencinta dan dicinta oleh sesama menjadi kendala dalam bergaul dan berteman.Dan kesulitan dalam bermasyarakat berawal dari kurangnya kecerdasan emosional kita.
Kecerdasan Intelektual (IQ)
Ialah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif.Kecerdasan yang terukur dengan angka-angka sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah, adalah kecerdasan intelektual.Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri kita.Bagaimana dengan otak sebelah kanan?
Mansusia siapapun dia, adalah manluk yang diciptakan Tuhan dan telah mengikat perjanjian dengan-Nya, bahwa dia adalah mahluk-Nya. Pada saat ruh ditiupkan oleh Sang Pencipta, manusia dibekali dengan sifat-sifat yang mulia untuk bekal hidupnya. Sifat-sifat yang ditiupkan Tuhan itulah fitrah yang dibawa lahir di dunia.Jadi ketika manusia telah menjadi janin dan lahir di dunia ini dia telah memiliki fitrah yang suci, fitrah dari Tuhannya.
Oleh karena itulah fitrah manusia harus selalu dijaga agar tidak terkotori dan teracuni oleh sifat-sifat syaitan yang sering kita sebut dengan nafsu manusia. Yaitu: dengki, sombong, dusta, malas, berlebihan dan lain sebagainya. Namun kita sering menyebutnya itu adalah manusiawi.Sebenarnya hal-hal tersebut adalah sifat-sifat syaitan yang dikirim syaitan sejak manusia lahir ke muka bumi ini.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia yang tidak memiliki potensi diri dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti malas dan terbiasa dengan pola hidup yang berleha-leha dan hanya terlena dengan kehidupan duniawi saja. Dalam menggali potensi hidup manusia juga diperlukan faktor iman yang kuat sebagai pondasi dasar agar manusia itu dapat mengendalikan potensi yang mereka miliki dalam jalan yang benar,
Potensi manusia meliputi potensi jasmani, rohani, dan akal. Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Namun secara garis besar potensi dibagi menjadi empat yaitu potensi naluri, indera, akal , dan keagamaan. Apabila kesemua potensi tersebut dapat kita kuasai dengan baik maka niscaya hidup kita akan tentram di dunia dan akhirat.
Semua potensi tersebut merupakan merupakan suatu kesatuan utuh dan saling berhubungan dan melengkapi satu sama yang lainnya, tetapi dari keempat potensi tersebut potensi spiritual dan akal memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan, seba kedua potensi itulah manusia akan tahu kemana akan melangkah dan membuat keputusan yang diinginkan ke depan.
3.2 Daftar Pustaka